Aku Menulis Seperti Angin Berhembus Di Telinga
Aku menulis, seperti masuk ke dalam jurang aksara Dalam, hingga sesak tenggorokan terasa Angin membawa hembus nafas kenangan memilukan Bersama kawan seperjuangan, mencari arti rasa dalam tiap aksara Aku menulis, hingga lelah menangis Mengukir setiap senang dan sedih, yang kini senang pun menyedihkan Tak dibersamai kawan seperjuangan adalah hampa Biasanya, berbagi cerita seperti obat, candu Aku menulis, apa-apa yang menyesakkan dan menyisakan di dalam dada Menjadi sok puitis adalah jalan ninja Padahal, pecah tangis benar-benar ada Terisak, sakit, bercerita pada angin yang kurasa menghadirkan sosoknya Aku menulis, menitipkan pesan Pada kawan yang jauh mencapai tujuan Menyedihkan diri mengapa miliki hati yang runyam, rapuh pada kenangan Mengaburkan rindu yang masih dan akan terus datang, pada kawan seperjuangan -Pena Biru- 21 Juli 2025