Ku Putuskan Tinggalkan Lukaku
Selamat Ulang Tahun kamu yang selama 7bulan ini kurindu. Ucapan ini ku tuliskan meski tak tepat di hari jadimu, tanggal yang sama di pertambahan usia kita, 9. Selama ini aku masih saja merasakan tiupan angin kerinduan, rintik hujan kesedihan kala kesendirian merangkulku. Entah, mungkin telalu lama aku terpuruk hingga saat ini aku lupa bagaimana rasanya jatuh cinta.
Selama ini aku hanya mengagumi, tapi untuk merasakan hal yang pernah kurasakan padamu dulu, sulit. Sulit atau memang aku yang belum bisa membuka hati seraya melepas bayangmu pergi. Berkali-kali ku katakan pada mereka yang setia berada didekatku, mengusap air mataku dan memberikan pelukan hangat kala cerita kita datang menghantui.
Mereka yang tidak merasa apa yang kurasa, mungkin hanya bisa memberi suplai semangat dan kesetiaan untuk tetap ada disisiku. Tak ku pedulikan semua nasihat mereka dulu yang menginginkan aku keluar dari nostalgiaku akan dirimu. Berkali-kali hatiku meronta kala aku mencoba mengusik bayangmu dari benakku. Aku sendiri-pun tak tahu sebab pasti sulitnya aku merelakanmu pergi tanpa bahasa.
Saat aku mengirimkan ucapan "Selamat Ulang Tahun.." melalui pesan singkatku, mataku berkaca-kaca. Ingin rasanya menelfomu, mendengar suaramu, dan mengucapkan kalimat itu dengan memanggilmu "sayang...", sungguh bodoh memang. Kau membalas pesanku hingga akhirnya kita bertukar cerita, seperti dulu.
Kita saling bertanya, apakah "Sabtu Malam" sudah berganti menjadi "Malam Minggu"? Dengan candaan pula kita sama-sama menjawab "belum...". Ah aku lega, aku senang mendengarnya. Tapi hal bodoh itu membuatku berpikir lebih dalam. Senangnya aku mendengar jawaban itu apakah akan berimbas padaku? Tidak. Lalu apa guna aku senang, toh aku dan dia tak bisa menyatu.
Harusnya aku sudah melewatkanmu yang telah menuliskan kalimat "selesai" di cerita cinta kita. Sebagai pemeran aku hanya bisa melihat, menatapmu dari kejauhan, mungkin lebih tepatnya menatapmu dari foto yang kau unggah di akunmu, dan dari cerita 140karaktermu. Disudut hatiku ku merindukan kita.
Namun, di hari spesialmu ini, aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk meninggalkanmu, meninggalkan lukaku. Menganggap semua luka tak pernah kurasakan. Mengubur rindu, yang 7bulan merangkulku. Membuang sedih untuk tak lagi meneteskan air mata rindu yang tak terucap padamu. Berdiri dan bangkit tanpa ada yang tahu bahwa aku pernah terluka dalam waktu yang cukup lama.
Saat ini yang ada hanya aku dan kamu yang berteman, bersahabat, bertukar cerita. Bukan kamu yang menyakitiku, bukan kamu dan aku yang pernah dipersatukan waktu. Bukan aku yang kau tinggalkan sebulan setelah pelukan rindu yang kau beri. Bukan kamu yang membiarkanku rindu sendiri. Bukan kamu yang menghilang tanpa bahasa....
Selama ini aku hanya mengagumi, tapi untuk merasakan hal yang pernah kurasakan padamu dulu, sulit. Sulit atau memang aku yang belum bisa membuka hati seraya melepas bayangmu pergi. Berkali-kali ku katakan pada mereka yang setia berada didekatku, mengusap air mataku dan memberikan pelukan hangat kala cerita kita datang menghantui.
Mereka yang tidak merasa apa yang kurasa, mungkin hanya bisa memberi suplai semangat dan kesetiaan untuk tetap ada disisiku. Tak ku pedulikan semua nasihat mereka dulu yang menginginkan aku keluar dari nostalgiaku akan dirimu. Berkali-kali hatiku meronta kala aku mencoba mengusik bayangmu dari benakku. Aku sendiri-pun tak tahu sebab pasti sulitnya aku merelakanmu pergi tanpa bahasa.
Saat aku mengirimkan ucapan "Selamat Ulang Tahun.." melalui pesan singkatku, mataku berkaca-kaca. Ingin rasanya menelfomu, mendengar suaramu, dan mengucapkan kalimat itu dengan memanggilmu "sayang...", sungguh bodoh memang. Kau membalas pesanku hingga akhirnya kita bertukar cerita, seperti dulu.
Kita saling bertanya, apakah "Sabtu Malam" sudah berganti menjadi "Malam Minggu"? Dengan candaan pula kita sama-sama menjawab "belum...". Ah aku lega, aku senang mendengarnya. Tapi hal bodoh itu membuatku berpikir lebih dalam. Senangnya aku mendengar jawaban itu apakah akan berimbas padaku? Tidak. Lalu apa guna aku senang, toh aku dan dia tak bisa menyatu.
Harusnya aku sudah melewatkanmu yang telah menuliskan kalimat "selesai" di cerita cinta kita. Sebagai pemeran aku hanya bisa melihat, menatapmu dari kejauhan, mungkin lebih tepatnya menatapmu dari foto yang kau unggah di akunmu, dan dari cerita 140karaktermu. Disudut hatiku ku merindukan kita.
Namun, di hari spesialmu ini, aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk meninggalkanmu, meninggalkan lukaku. Menganggap semua luka tak pernah kurasakan. Mengubur rindu, yang 7bulan merangkulku. Membuang sedih untuk tak lagi meneteskan air mata rindu yang tak terucap padamu. Berdiri dan bangkit tanpa ada yang tahu bahwa aku pernah terluka dalam waktu yang cukup lama.
Saat ini yang ada hanya aku dan kamu yang berteman, bersahabat, bertukar cerita. Bukan kamu yang menyakitiku, bukan kamu dan aku yang pernah dipersatukan waktu. Bukan aku yang kau tinggalkan sebulan setelah pelukan rindu yang kau beri. Bukan kamu yang membiarkanku rindu sendiri. Bukan kamu yang menghilang tanpa bahasa....
ciyeeeeh :'
BalasHapusmuutt lg buka blog haha apik a? :'
BalasHapus