Berat... Meletakkan rindu di tenpat paling tersembunyi Kala terang ditutup riang Kala petang ditutup muram Berat... Mengantongi sekecil-kecilnya kenangan Membawanya dengan hasrat ingin dimusnahkan Debur ombak mengusik, semakin kutelisik ternyata rindu membisik Berat... Mengurangi yang besar Membiasakan yang benar Melakoni yang sukar Berat... Kepalaku berisik, buat semakin terusik Ada tawa terbahak di pikiran Sendu melagu di telinga -Pena Biru-
lama sudah sepertinya tidak merasakan sakit yang sedalam ini nafasku tercekat, sulit menarik sedalam-dalamnya hembusan selalu dengan penuh paksa saling menyakiti adalah sakit yang tak terdefinisi keputusan demi keputusan yang dibuat tidak bersama logika, kini menghasilkan akhir yang pedih menyayangi saja tak cukup jatuh cinta adalah syarat paling utama jangan sampai ada hati tersiksa jangan ada keterpaksaan yang buat merana sekali salah takkan bisa kembali jangan ambil resiko untuk pengabdian terpanjang seumur hidup jangan berjalan dengan keterpaksaan -Pena Biru-
Apabila dalam perjalanan itu merasa lelah, rehat sejenak kemudian lanjutkan Tak ada yang salah dengan rehat sejenak, melepaskan lelah, memberikan ruang bersantai Ada kalanya egomu diberi makan Bukan hanya memberikan "iya" pada setiap sepihaknya keputusan Lanjutkan dengan hati yang lapang dan damai Otak dan hati biar jalan seirama Namun, pastikan tidak salah tujuan Pabila salah, berhenti dan segerakan Jangan berlarut kau biarkan Karena untuk kembali, kau butuh waktu dan hati yang lebih lapang dalam perjalanan - Pena Biru -
komentar ah
BalasHapusLho mbaknya masih aktif to
Hapus