Postingan

Kosong

Sunyi, hampa, debu menerpa dari segala penjuru Di sudut, berandai sebuah tolong Hasil pergulatan kepala yang penuh mau, dengan hati yang kosong melompong Begini begitu rasanya beradu  Tak mudah menerka apa yang dimau Lagi-lagi kosong, tengah lemah tak tahu arah, kemana

Hai Lagi

Hai Kembali merobek hati, demi mampu menulis lagi Menguras seluruh emosi yang beberapa saat mati  Banyak memori ingin kusambangi    Namun aku terhenti, pada lamunan sepersekian detik  Ada yang mencuri hati, bunga berwarna ungu muda, ingin kupetik   -Pena Biru- 30 Agustus 2025

Katamu, Palsu

Lelah menyelam di kolam baru, katamu Alangkah baiknya belajar di tempat lama agar lebih menahu Berjuang menyatukan serpihan debu, buatku adalah angan-angan palsu   -Pena Biru- 30 Agustus 2025

Bertahun Lalu

Kulihat uap di secangkir kopi  Ternyata, bukan kopi, hanya janji-janji  Kasih lebur bersama waktu  Membuang apa-apa tentang lalu Bahkan sepotong bolu hitam; yang tak punya rasa Sejauh-jauhnya kujauhkan dari pandangan mata Lambat laun, melupa seperti apa rasa Setelah kucoba, tidak lagi menggugah selera Tak perlu lagi bersalah Kini baik-baik saja karena jengah  Waktu memberi hidup baru  Sudah bukan kamu melulu    -Pena Biru- 30 Agustus 2025

Suami

Menyanyi, menari, atau apapun yang acap-acap kulakukan bersama mikrofon, lampu, dan tamu, kini tak terselip grogi  Tapi aku tahu mengapa Karena kini ada hal lain yang lebih; menyambut tanganmu selepas ijab qabul, Suami -Pena Biru- 30 Agustus 2025