Postingan

Puan Si Penipu

Puan kebingungan pahami mau hati Ingin maju bohongi hati Mundur tak yakini  Seperti semesta tak restui  Hati runtuh bersama dengan mimpi Biar merindu terus membelenggu, pada hati yang berselimut semu Lepas biar tak terus menyakiti Puan si penipu, tengah menangis tersedu Paksakan lupa pada apa-apa yang lekat -Pena Biru-

Puan dan Waktu

Puan Pandai berkhayal, apa-apa dilamunkan  Sulit menyuka karena mencari yang seirama Sedikit melantunkan ayat-ayat  Diam, di sudut ruang gelap menjadi penghayat Waktu yang tepat adalah jawabnya  Puan terus menggerutu kala hujan Meneriaki bulir demi bulir airnya sampai bosan Lelah, merebah di atas dipan keras  Mulai menenangkan dengan menulis di secarik kertas Lagi-lagi ia temui Waktu yang tepat ialah jawaban pasti -Pena Biru- 

Bagian Penting Dalam Alur Cerita

Pada secarik kertas kutulis sedikit alur cerita Kau menahu tentang apa-apa yang kulangitkan Menahun sudah, kukira lapuk Nyatanya diterima karena terus dipupuk Kau menahu tentang apa-apa yang berantakan Kukira kan terus berceceran  Nyatanya ditata sebagaimana mestinya langsung dari Tuhan Betapa pilu bila ingat bahwa pentingnya seorang engkau dalam cerita Menuliskan apa-apa yang harusnya bisa tersampaikan Pada kenyataan yang diterima, hanya harap besar kau baca satu persatu hagia Bagiku berbagi ketenangan denganmu adalah kewajiban  Untuk alm.mas yi... Nyata atau tidaknya sosokmu akan selalu menjadi bagian penting dalam cerita 18 des 2023

Sang Pelukis Lara

     Suatu malam biru, masih hari itu yang melagu di kepalaku. Tak habis merindu, mengagumi hingga terpaksa menyudahi. Saling adalah hal ternyaman yang membuat jantung berdegup kencang. Saling merindu, saling mendamba, saling mengasihi, saling mengagumi.      Rasa tak menentu kala kudengar titipan rindu yang sengaja ditinggalkan. Kau titip satu untukku, agar selalu dan terus merindu. Teramat lucu, kau mengagumi dalam diam sekian waktu. Mengapa tak sedari dulu? Semua terasa terlambat, padahal kau ingat bagaimana, mengapa dan apa yang membuat kagum tercekat.         Ingat kembali, setiap hujan yang kita lewati. Setiap janji yang belum ditepati. Ya, seingatku kita tak pernah melakukan swafoto untuk mengabadikan kebersamaan. Entah, karena telalu malu atau melupa selalu karena setiap pertemuan diburu waktu. Sedikitpun tak terucap sesal. Karena selalu dan masih tersimpan rapi di memori kepala pun hati.     Sekian lama waktu berlalu, setiap hujan yang turun di ujung mata, selalu membawa rindu

Karena Kau Masih

Seminggu denganmu terasa sewindu Semua laku berputar menjadikan rindu Yang pernah kunanti hanya terjadi teramat singkat Apa-apa yang tak sempat terucap padamu, malah tersampaikan amat menggebu Meski sempat kaku, entah karena teramat rindu  atau begitu sendu pilu Detik itu tak terucap sesal Kembali merindu meski akan terabai sekali lagi Tapi tidak, detak itu masih sama Getar rasa, binar mata, diartikan tanpa bahasa  Yang disesali, hanya harus membenci kini Karena kau masih menjadi harap, namun cerita ini tak beratap Biar duduk sendiri menata hati Agar tersadar bahwa diantara kita hanya ilusi -PenaBiru- 29 Mei 2023

Seumur Hidup Terlalu Lama

Untuk setiap perdebatan sepele yang terjadi,  untuk setiap sikap sepele yang dilakukan... Adakah kesanggupan untuk menahan menahun? Letih hati dibuat sendiri Untuk apapun kesepelean di antara kita, apakah pernah kau berkaca? Sudah sejauh mana menyudahinya  Untuk segala kesepelean, aku lelah memendam dan menganggapnya tiada Bagiku berat, sepele yang menahun akan menggunung menjadi beban Dan bila harus melangkah maju, seumur hidup terlalu lama... -Pena Biru-

Hancur

Melampaui sejauh ini, aku dengan aku yang hancur Beribu kali merakit kembali, pun hancur lagi Dihantui oleh hantu yang dibuat sendiri Meluapkan dalam sepi, hingga rasa seperti mati Menjatuhi hukum bagi diri, yang entah sampai kapan dijatuhi sendiri Ingin menyudahi yang sudah Namun mengapa terus merasa bersalah? Tidak, semua diambil dengan dan secara rasional Karena petuah, impian dan angan bapak ibu berperan Terus mengatakan pada cermin dengan darah mengalir di pipi Tolong tolong tolong kuat kuat kuat Sedikit banyak kesalahan padamu, terimalah Ketimbang menyakiti sepanjang masa?  Lari dan kejar yang diyakini, Tuhan tahu dan maafkan Kau telah bersungguh Ingat, kau tidak berhutang satu katapun penjelasan pada siapapun -Pena Biru-